Saya bukan
mastah. Saya hanyalah Quark dan Lepton bagi sebuah atom. Saya
hanyalah Pluto bagi planet-planet.
Tetapi
bukan hal yang aneh bagi saya ketika melihat para mastah berpesta pora. Di luar
dan di dalam negri, sama saja. Jika sekelompok mastah berkumpul, maka disitulah
terjadi persengkokolan yang berwujud JV dan kerjasama bernilai puluhan, ratusan
juta hingga milyaran rupiah.
Luar
biasa? Bisa jadi...
Tetapi
jika kita sudah paham polanya, maka fenomena tersebut sebetulnya biasa-biasa
saja. Sebab kita tahu apabila diantara mastah telah terjalin hubungan timbal
balik yang begitu kental. Ada bank budi, hutang dan bayar budi, dimana seorang
mastah berhutang kepada mastah lain ketika produknya launching dan membayarnya
ketika produk mastah tersebut launching, demikian seterusnya.
Dan itu sah-sah
saja...
Masalahnya
terletak pada obyektivitas dari penilaian para mastah akan sebuah produk,
apakah memang demikian adanya atau hanya cuap-cuap jualan kecap belaka. Asal
hutang budinya terbayar, asal laku, asal dapat uang, asal tersohor,
asal-asalan.
Padahal,
selain pasar buah dan sayuran, setahu saya ada satu lagi pasar yang juga berisi
banyak dagangan busuk dan sampah-sampah : pasar digital, khususnya di dunia IM.
Kalau tak percaya, lihat sendiri berapa banyak dagangan busuk dan sampah yang
dijual di clickbank, WSO atau di JVzoo sekalipun.
Saya
sendiri tidak anti produk digital, tidak anti kontes affiliate, tidak anti the
real mastah. Justru sebaliknya, saya adalah penonton, penikmat, sekaligus orang
paling depan yang mendukung industri kreatif semacam ini yang memang
berhubungan tak terlalu jauh dengan lahan pekerjaan utama saya di dunia online
sebagai affiliate di Amazon dan network lainnya, serta sebagai pemilik startup
lokal yang usianya masih teramat bocah.
So supaya
ringkas, berikut beberapa catatan saya tentang pesta-pora para mastah :
1. Perang
Bonus
Pesta pora
para mastah kerap menghadirkan perang bonus yang bikin pusing kepala. Dan ini
punya efek yang cukup dramatis untuk mendongkrak penjualan meski pada akhirnya,
jangankan bonus, produk utamanya saja boleh jadi tidak terpakai.
Padahal,
sejatinya sebuah produk dibeli karena fungsi dan manfaat yang bisa
diberikannya, bukan karena bonusnya. Dan bukankah produk yang bagus dapat
menjual dirinya sendiri?
Maka,
mulai saat ini, pertimbangkanlah produk sebagai yang utama dan bonus sebagai
penunjang. Dan jika produknya memang benar-benar Anda butuhkan, carilah bonus
yang bukan sampah, yang tidak pura-pura mahal, yang Anda yakini akan dikirimkan
kepada Anda.
2.
Oversell
Produk itu
seharusnya dibeli karena Anda butuh, bukan sekedar ingin, apalagi cuma karena
ikut-ikutan. Jualan melulu, jebret sana-sini, pencitraan, ngomong jual 100
tetapi jadi 200, ngomong harga naik tapi ga jadi, ngomong buat kamu aja tapi
ternyata buat semuanya, ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari pesta pora
para mastah.
Dan dunia kapitalistik memang sungguh pintar dan sarat dengan ilmu manipulasi pikiran dan cuci otak. Tapi tak berarti kita harus hanyut di dalamnya, bukan?
Anda tak
harus ganteng atau kekar seperti artis yang muncul di iklan televisi, wajah
Anda tak harus semulus artis di iklan kosmetik (untunglah manipulasi ini sudah
dilarang!), gigi Anda tak harus seputih pemeran iklan pasta gigi.
Anda
adalah Anda. Belilah produk yang memang benar-benar Anda butuhkan.
Mastah adalah
mastah. Anda bisa 1000x lebih hebat dari mereka.
3.
Overclaim
Klaim yang
diberikan atas sebuah produk adalah hal yang lumrah, apalagi digital. Tetapi
para mastah adalah aktor yang kerap membuat klaim jadi sangat berlebihan. Dan
Anda tidak boleh membeli karena klaim-klaim tersebut, melainkan dengan melihat
betul fakta sesungguhnya.
Ada memang
produk yang dibuat mastah dengan perjuangan penuh, ada memang produk yang
dibuat untuk menjadi solusi permasalahan Anda, ada memang produk yang dapat
mengembalikan ratusan kali nilai investasi Anda.
Tapi tak
semuanya seperti itu.
Ada juga
produk yang dapat menggugah rasa nasionalisme Anda sebagai karya anak bangsa
sehingga wajib bagi Anda untuk mendukungnya. Tapi ada juga produk yang disebut
para mastah sebagai karya anak bangsa yang hanyalah claim belaka. Sebetulnya
memang betul karya anak bangsa, tapi bangsa Amerika :v
4. Mastah
Omnivora
Ciri khas
dari mastah omnivora adalah ia menjual semua produk yang ada tanpa rem dan
tanpa review yang ketat. Semua direkomendasikan, semua mau dimakan, semua
dibilang bagus.
Pokoknya
jualan melulu sampai Anda mabok dibuatnya. Dan memang tak ada larangan baginya
untuk melakukan itu. Bebas. Sebebas Anda meninggalkan semua status dagangannya
:v
Penutup
Sebetulnya
masih ada banyak sekali yang bisa menjadi catatan berkaitan dengan topik pesta
pora para mastah ini, tetapi saya akhiri saja dulu sekarang tanpa kesimpulan
apa-apa.
Tentu saja
Anda tak harus percaya apalagi menelan mentah-mentah catatan ini.
- I don't
want you to think like me. I just want you to think -
Semoga
hari Anda menyenangkan
RA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar